JAKARTA – Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Doni Monardo bersama dengan 10 Kepala Daerah di tingkat provinsi dan daerah istimewa berkomitmen untuk penguatan budaya masyarakat tangguh bencana. Komitmen bersama tersebut berlangsung pada Rabu (27/3) di Bandung, Jawa Barat.
Arahan Doni di hadapan para kepala daerah bahwa kita harus mampu menyusun rencana jangka panjang karena peristiwa alam akan berulang. “Bangsa Indonesia memiliki sejarah panjang kebencanaan. Indonesia melewati hampir setiap tahun dengan kejadian bencana. Trend bencana makin meningkat karena dampak perubahan iklim global, kerusakan lingkungan, degradasi lahan, perilaku budaya sadar bencana yang masih rendah, dan lainnya. Kondisi ini menyebabkan kita makin sering berhadapan dengan bencana dan makin terbatasnya sumber daya alam karena pembangunan kita masih mengabaikan sumber daya alam dan lingkungan. Untuk itu kita harus kembalikan fungsi ekologis lingkungan. Keseimbangan sistem hidrologi, neraca karbon, daya dukung, dan daya tampung lingkungan harus dipulihkan kembali. Kita tidak boleh egois, pikirkan juga untuk generasi yang akan datang,” ujar Doni pada kegiatan bertema Kerja Sama Daerah dalam Rangka Peningkatan Kesiapsiagaan Daerah Guna Menghadapi Ancaman Bencana.”
Melalui penguatan budaya ini, pengetahuan budaya atau kearifan lokal mampu terus hidup di dalam masyarakat sehingga sejak dini anak-anak mendapatkan pemahaman terkait potensi ancaman di sekitar.
Gubernur Jawa Barat Mochamad Ridwan Kamil mengatakan bahwa pemerintahnya ingin menciptakan peradaban baru dalam penanggulangan bencana. “Penanggulangan bencan ini akan diterjemahkan melalui mekanisme kerja sama di antara 10 provinsi,” ujar Ridwan Kamil pada Forum Kerja Sama Daerah Mitra Praja Utama (FKD – MPU) pada Rabu (27/3) di Bandung, Jawa Barat.
Kesepuluh wilayah provinsi dan daerah istimewa merupakan anggota Mitra Praja Utama (MPU) yang teridentifikasi sebagai wilayah rawan bencana. Kondisi ini mendorong masyarakat di setiap wilayah tadi untuk mengantisipasi ancaman bahaya, dan apabila terjadi bencana dapat segera pulih menuju kondisi normal. Tujuan akhir dari komitmen bersama ini yaitu masyarakat tangguh bencana.
Penguatan budaya ini akan berbasis kearifan lokal serta budaya gotong royong dan tolong menolong. Di samping itu, komitmen tadi juga menyasar beberapa komponen seperti:
- Edukasi, sosialisasi dan simulasi penanggulangan bencana.
- Perbaikan ekosistem kawasan rawan dan rentan bencana
- Perencanaan pembangunan berbasis mitigasi bencana
- Ketangguhan bencana pada infrastruktur vita
- Skema pembiayaan kebencanaan
- Pemenuhan kebutuhan darurat korban bencana dan
- Bidang lain yang disepakati bersama.
Salah satu poin komitmen yang sangat positif bagaimana upaya pemerintah daerah untuk membantu daerah lain yang terdampak bencana. Sebetulnya hal ini sudah dipraktekkan sebelumnya seperti kejadian bencana gempa di Nusa Tenggara Barat atau gempa dan tsunami Sulawesi Tengah dan bencana lain.
Kesepuluh pemerintah daerah yang berkomitmen dalam penguatan budaya masyarakat tangguh bencana adalah Provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Lampung, Banten, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, DKI Jakarta dan Daerah Istimewa Yogyakarta.
Sementara itu, melihat kembali data bencana 2018 menunjukkan bahwa sebaran jumlah kejadian bencana per provinsi terjadi di Pulau Jawa, antara lain Jawa Tengah 582 kejadian, Jawa Timur 448, dan Jawa Barat 339. Secara tren kejadian bencana, Data BNPB tahun 2018 mencatat kecenderungan naik dalam pada periode 2003 hingga 2018. Kejadian bencana pada 2018 berjumlah 2.572 dengan jumlah korban meninggal dunia 4.814 jwa.
Sutopo Purwo Nugroho
Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB